Peringati Hari Tani Nasional : Wali Kota Bima Ajak Masyarakat Manfaatkan Lahan untuk Penghijauan
- BAGIAN PROTOKOL DAN KOMUNIKASI PIMPINAN
- Senin, 28 September 2020
Dinas Pertanian Kota Bima memperingati Hari Tani Nasional yang jatuh pada tanggal 24 September 2020 lalu yang bertemakan “Pertanian Andalan Ekonomi Nasional Pada Masa Covid-19”. Kegiatan Hari Tani Tingkat Kota Bima Tahun 2020 ini dilaksanakan pada Senin 28 September 2020 di lokasi kelompok tani ternak Nggaro Rato Kelurahan Rite.
Hadir pada kesempatan tersebut Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi SE, Anggota DPR RI Fraksi PAN H. Muhammad Syafruddin, ST.MM, Sekretaris Daerah Kota Bima Drs. H. Mukhtar MH, Ketua TP PKK Kota Bima Hj. Ellya HM Lutfi, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Staf Ahli Walikota Bidang Kesra, Kemasyarakatan dan SDM, Ketua Iswara Kota Bima, beberapa Kepala Perangkat Daerah, Camat, Lurah, penyuluh pertanian se-Kota Bima dan para kelompok tani.
Dalam laporannya Kepala Dinas Pertanian Ir. Darwis menyampaikan bahwa pertanian Kota Bima masih bertahan ditengah pandemik Covid - 19 dengan jumlah lahan persawahan Kota Bima sekarang sekitar 2388 hektar dan tegalan 5897 hektar dengan jumlah kelompok tani dan ternak sebanyak 698 kelompok dan jumlah penyuluh sebanyak 41 orang.
Sementara itu, sebagai perwakilan Pulau Sumbawa yang duduk di DPR RI yang membawahi bidang Pertanian, Kehutanan dan Perikanan H. Muhammad Syafruddin ST, MM menyampaikan akan terus membantu dan memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan petani, baik yang ada di Kota Bima maupun di seluruh Pulau Sumbawa.
Beberapa hal disampaikannya pula diantaranya memperjuangkan kesejahteraan penyuluh pertanian, bantuan bibit dan Program 1000 desa sapi yang dicanangkan pemerintah pusat.
Menyambut baik penjelasan dari Anggota DPR RI H Muhammad Syafruddin MT, Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi SE dalam arahan mengajak seluruh masyarakat Kota Bima untuk melakukan penghijauan, ini dimaksudkan untuk terus menjaga mata air dan menghindari kerusakan lahan yang nantinya memicu banjir bandang, tanah longsor dan rusaknya siklus iklim yang nantinya sangat mempengaruhi produksi pertanian di Kota Bima.
Lebih lanjut dijelaskannya, terkait Pemerintah Pusat yang telah mencanangkan program 1000 desa sapi, Kota Bima belum bisa dapatkan bantuan ini secara maksimal. Hal ini dikarenakan tidak adanya lahan kawasan pakan hijau tapi jika masyarakat Kota Bima jika ingin program ini bisa disalurkan di kota bima maka masyarakat harus menanam pakan hijau (Lamtoro, Shorgum, Turi, dan lain-lain) sebagai ketersediaan pakannya.
"Apabila petani kita tidak mau menanam tumbuhan yang dijadikan sumber pakan dan menjadikan desanya sebagai desa hijau maka mustahil Pemerintah Pusat akan merealisasikan bantuan sapi ke Kota Bima. Oleh karena itu mari sejak sekarang kita mulai kembali menghijaukan dan memaksimalkan pemanfaatan lahan yang kita miliki untuk menanam", ajaknya diakhir sambutannya.***